Senin, 18 Maret 2019

A

 Daun-daun kering dari dari sebuah pohon yang telah berpuluh-puluh tahun tertanam di depan sebuah SMA 1 Kudus. Sekolah tua yang sudah cukup lama belum direnovasi lagi. Di tempat itulah seorang gadis bernama Moana berstatus sebagai murid baru di kelas XI IPA. Moana baru pindah beberapa waktu lalu ke sekolah tersebut. Ia telah mendapatkan seorang teman akrab bernama Melly. Melly adalah gadis berkacamata yang hobinya membaca buku. Mereka berencana akan pergi ke perpustakaan saat jam istirahat. Tetapi di tengah perjalanan…

“Eh, Mel Itu ruangan apaan sih?” Moana melihat sebuah ruangan yang tergembok.
“Katanya sih, dulu ruangan itu adalah lab fisika. Tapi udah lama ditutup gara-gara ada kasus siswi meninggal di ruangan itu. Dari aku pertama masuk SMA ini juga udah digembok kayak gitu.”.
“Meninggal karena apa?”.
“Sampe saat ini belum diketahui pasti meninggalnya karena apa.”.

Saat sepulang sekolah, Moana merasa lelah dan mengantuk. Dia sesekali menutup mata, saat dia membuka mata lagi dia terkejut bahwa di depan mobilnya ada seorang perempuan memakai seragam sekolah sepertinya, dia akhirnya menginjak pedal rem mendadak sambil menutup mata rapat takut bahwa perempuan didepannya tertabrak. Moana membuka mata dan terkejut bahwa didepannya kini tidak ada perempuan itu lagi. Bahkan sampai sampai Moana turun dari mobil untuk memastikan keadaan perempuan itu, tapi dia tidak mendapatinya.

Malam harinya Moana sama sekali tidak bisa tidur, dia berkeringat dingin. Tapi dia paksakan untuk tidur. Ketika tidur dia merasa tidak nyaman, dia bermimpin bahwa ada seorang perempuan yang tengah menjerit kesakitan meminta tolong padanya. Moana tidak tahu harus berbuat apa. Yang janggal adalah wajah perempuam di mimpi Moana mirip dengan perempuan yang hampir di tabraknya tadi siang. Aneh sekali, bukan.

Suasana dingin yang menyapa hampir setiap pagi. Dengan langkah gugup, Moana melangkahkan kakinya ke kampus dan tampak Moana tengah sibuk mencari sebuah buku. Akhirnya dia menemukan sebuah buku yang berjudul Angkatan Tahun 2012, SMA 01 Kudus. Ia membuka halaman, menelitii foto serta biodata dari foto tersebut.

Setelah selesai, ia memberitahu Melly tentang tentang mimpinya sampai bahwa dia hampir menabrak seseorang dan foto yang dia cari di buku Angkatan Tahun 2012 tersebut
"Inikan Sekar, yang meninggal di lab Ipa itu". 
"Serius lo? Ini wajahnya mirip sama orang yang ada di mimpi gue. Dan juga dia itu wajahnya mirip sama perempuan yang gue tabrak kemarin dan anehnya lagi saat gue datengin gak ada". Ucap Moana serius
"Beneran lo, Mon?" Tanya Melly
"Iya bener deh". Jawab Moana

Setelah sampai dirumah ternyata di rumah Moana ada pamannya. Pamannya masih muda, yaitu Paman Anton.
"Gimana sekolahnya Mo? Menyenangkan?" Tanya Paman Anton
"Iya suka, Paman" 
"Paman juga dulu pernah mengajar disana, tapi karena suatu hal akhirnya paman pindah deh". Ucap paman Anton
"Benarkan paman?" Tanya Moana penasaran, karena dia tidak tahu bahwa pamannya pernah mengajar di sekolah barunya
"Iya benar." Ucap Paman Anton

Malam harinya, pukul 22.00. Moana dan Melly telah berada di lingkungan sekolah. Mereka memberanikan diri, untuk menyelidiki kematian dari Sekar. Mereka masuk lewat pagar belakang, takut ketahuan satpam. Mereka berusaha susah payah membuka gembok, hingga akhirnya berhasil.

Ruangan sangat gelap, karena itu mereka menyiapkan senter. Ruangannya usang, buku berserakan dimana mana, alat mikroskop, hingga tulang tulang manusia sudah terlihat berkarat. Yang menjadi perhatian Moana adalah sebuah kursi goyang kayu yang terdapat ikatan tali dan tulisan huruf A yang tergambar oleh bercak darah kering. Dia sangat penasaran maksud dari semua ini.

"Mo, Moana sini gue nemu buku diary." Teriak Melly yang diduga menemukan buku diary milik Sekar.
Dan mereka membuka lembar per lembar halaman diary itu.

Sekar adalah perempuan cantik yang populer diangkatannya. Selain cantik, dia juga pintar dan aktif berorganisasi. Saking pintarnya, banyak guru yang begitu menyukainya. Namun ada satu guru yang membuat, Moana tidak nyaman yaitu Pak Anton, guru IPA. Sikap Pak Anton kepada Sekar sangat berlebihan, seperti layaknya seorang kekasih. Bahkan Pak Anton pernah menyatakan perasaannya pada Sekar. Dan Sekar menolaknya. Sekar selalu mencurahkan perasaanya kepada buku diary yang selalu ia bawa kemana mana. Sampai Pak Anton membawa Sekar ke Lab IPA dan bersikap tidak wajar kepadanya dan membuat buku diary Sekar terjatuh di sudut terpencil ruang Lab, hingga membuat Sekar meninggal di usianya yang masih muda. Anehnya penyelidikan yang dilakukan polisi tidak membuahkan hasil apapun sampai sekarang.
Sekar meminta Moana, karena dia tahu bahwa Moana adalah keponakan dari Pak Anton

Moana dan Melly kini telah berhasil mengungkap misteri kematian Sekar di Lab IPA berkat buku diary itu. Dan sekarang polisi pun masih menyelidiki Pak Anton.

Sampai suatu hari, ketika Moana dan Melly sedang duduk di balkon rumah Moana paling atas, bayangan putih lewat secara cepat dan berkata
"Terimakasih Moana dan Melly, sekarang arwahku menjadi tenang"
"Sama sama" ucap Moana dan Melly disusul gelak tawa mereka, mereka seperti orang gila yang berbicara sendiri sambil tertawa aneh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A

 Daun-daun kering dari dari sebuah pohon yang telah berpuluh-puluh tahun tertanam di depan sebuah SMA 1 Kudus. Sekolah tua yang sudah cukup ...